Budaya Hijau
Mengedepankan Budaya Hijau
Menyelematkan
Masa Depan Dunia
Hari ini
Para penggiat lingkungan hidup telah lama menyadari bahwa kebijakan pelestarian lingkungan dapat berlangsung dengan baik bila melibatkan masyarakat lokal dan melindungi kepentingan mereka. Itulah sebabnya, pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat adat (community based environment management) kini semakin ditingkatkan. Penyelamatan kupu-kupu di Bantimurung, Sulawesi Selatan, atau upaya pelestarian biota laut di perairan Maluku dan sekitarnya, adalah dua contoh bagaimana masyarakat adat menjadi pelaku utama pelestarian lingkungan yang berjalan dengan efektif.
Dibandingkan dengan program pelestarian lingkungan tanpa menyertakan partisipasi masyarakat, maka pola pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat adat memiliki keunggulan dalam hal tingkat pemahaman masyarakat terhadap kebiasaan, kebutuhan dan kawasan dimana mereka berada. Dengan demikian upaya pelestarian lingkungan dapat dijalankan tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat, bahkan sebaliknya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Bantimurung,
Kerajaan Kupu-Kupu
Taman Nasional Bantimurung, Sulawesi Selatan, telah lama dikenal dunia karena banyaknya spesies kupu-kupu yang ada di sana sehingga dijuluki sebagai “Kerajaan Kupu-Kupu”. Namun saat ini masyarakat sedang berjuang mempertahankan predikat tersebut karena jumlah spesies kupu-kupu yang terus menurun. Mereka membangun penangkaran kupu-kupu dan sebagian dari kupu-kupu tersebut akan dilepaskan ke alam.
Subak, Mengelola dan Melestarikan Air
Subak adalah sistem pengelolaan air tradisional Bali yang berlandaskan pada nilai hidup masyarakat yang menekankan pada keseimbangan, melalui harmoni antar sesama manusia, dengan lingkungan dan dengan Sang Pencipta. Selama nilai tersebut dilestarikan, selama itu pula Subak memainkan peran penting dalam pengelolaan sumberdaya alam, khususnya air bersih, yang berkelanjutan.
Adat Sasi Laut di Maluku
Sasi Laut, kearifan lokal penduduk Maluku dan sekitarnya dalam menjaga kehidupan laut, ternyata telah menarik perhatian dunia untuk mempelajari dan mengembangkan pelestarian biota bawah laut. Sasi laut mengatur nelayan untuk mengambil hasil laut pada lokasi tertentu dan hanya dalam waktu-waktu tertentu.
Falsafah Hidup Kampung Naga
Dalam kesehariannya masyarakat Kampung Naga senantiasa menjaga tata wilayah, tata waktu, dan tata laku, sesuai falsafah hidup mereka. Pemanfaatan alam sekitar untuk kebutuhan hidup pun dibatasi dengan ketat, ada daerah-daerah yang tidak boleh disentuh sama sekali, walaupun hanya berupa sepotong ranting. Falsafah yang senantiasa dijaga turun temurun ini membuat wilayah Kampung Naga sangat terpelihara keasrian dan kelestariannya.
Arat Sabulungan, Budaya Mentawai
Arat Sabulungan adalah adat masyarakat asli Mentawai yang percaya bahwa setiap mahluk hidup ada pemiliknya, dan pemiliknya mempunyai kekuatan sangat besar. Itu sebabnya mereka sangat menghormati setiap kehidupan yang ada di alam. Mereka dilarang untuk mengeksploitasi alam, dan hanya mengambil hasil alam untuk kebutuhan hidup saja.
Hutan dan Suku Dayak
Suku Dayak layak disebut sebagai penjaga hutan, karena sesuai dengan kepercayaan mereka, penduduk asli Kalimantan ini menjaga dan hanya memanfaatkan hasil hutan dengan cara yang selektif dan bijak. Hanya sebagian kecil hutan yang boleh diambil hasilnya, sementara hutan yang dijadikan hutan terlarang sama sekali tak boleh disentuh, karena dipercaya dapat mendatangkan bencana bagi mereka.
Mengelola
Penggunaan Air
dengan Bijak
Subak adalah tradisi pengelolaan air secara bijak yang telah hidup selama berabad-abad di masyarakat Bali. Dalam sistem pengairan sawah bersendikan adat istiadat tersebut, air dibagi secara adil dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
Tips
Untuk turut menyelamatkan air tanah, buatlah Lubang Biopori di pekarangan Anda. Cukup dengan membuat lubang berdiameter 10 cm sedalam 1 meter yang diisi sampah organik.
Menjaga Kelangsungan
Kehidupan Laut
Sebagai pertemuan dua samudra, perairan di Indonesia sangat kaya dengan keragaman biota. Masyarakat Maluku memiliki adat Sasi Laut yang antara lain mengatur jadwal penangkapan ikan, menjaga kehidupan laut dari kepunahan karena eksploitasi berlebihan.
Tips
Untuk mengurangi kadar polutan dalam limbah rumah tangga Anda, ganti deterjen dan sabun di rumah Anda dengan produk yang ramah lingkungan.
Memelihara
Kesuburan Tanah
Masyarakat Kampung Naga memiliki falsafah hidup yang selaras dengan alam. Mereka menjaga daya dukung tanah dengan cara tidak mengekploitasi tumbuhan di atasnya secara berlebihan, dan membiarkan beberapa bagian hutan tidak tersentuh sama sekali sehingga terjaga keasriannya.
Tips
Kurangi penggunaan plastik, styrofoam, atau bahan lain yang sulit terdegradasi atau membusuk.
Menyelamatkan
Kerajaan Kupu-Kupu
Karena banyaknya keragaman spesies dan populasi kupu-kupu, Taman Nasional Bantimurung dijuluki sebagai “Kerajaan Kupu-Kupu“. Sayangnya, dewasa ini hanya tersisa sekitar 80 spesies di kawasan seluas 18 hektar tersebut. Karenanya, masyarakat sekitar taman nasional secara bersama-sama membangun pusat penangkaran kupu-kupu, dimana sebagian kupu-kupu tersebut akan dilepaskan kembali ke alam.
Tips
Jangan menggunakan produk yang berasal dari hewan langka atau yang dilindungi.
Menyelaraskan
Hidup dengan Alam
Sehubungan, yang berarti seikat daun, adalah kepercayaan masyarakat Mentawai yang meyakini segala sesuatu di alam adalah ciptaan Tuhan. Oleh sebab itu manusia harus menjaga keselarasan dengan alam, misalnya setiap kali menebang pohon sagu untuk bahan pangan, mereka akan segera menanam pohon sagu baru untuk penggantinya.
Tips
Bila harus menggunakan pendingin ruangan, pilih ukuran yang sesuai dengan ruang dan rawat secara teratur.
Menjadi Sahabat
bagi Hutan
Suku Dayak di Kalimantan adalah sahabat dan penjaga hutan hujan tropis, kawasan hijau yang berfungsi sebagai “paru-paru dunia“. Menurut adat Dayak, setiap keluarga hanya diizinkan menebang 30 pohon dalam setahun, dan hutan adat yang dilindungi sama sekali tidak boleh disentuh.
Tips
Tanaman rambat pada pergola atau dinding dapat mengurangi panas di dalam rumah sehingga mengurangi konsumsi listrik untuk pendingin ruangan.
Sumber: Kalendar Bank BNI 2011
No comments:
Post a Comment